Diii hotel
MAKALAH

SANITASI KAWASAN WISATA BERBASIS MASYARAKAT






DI SUSUN OLEH :
ALI WARDANA
ADITYA WAAS
LALU DIRAN KAWIRIAN



AKADEMI PARIWISATA MATARAM
TAHUN AJARAN
2016/2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kita sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sanitasi kawasan wisata” sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan Hygiene and Sanitasi. Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada  dosen pengampu mata kuliah Hygiene and Sanitasi yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan dalam penyusunan makalah untuk kedepannya.




Mataram,25 March 2017


Penyusun


BAB I

PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
            Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah "sehat-sakit" atau kesehatan tersebut. 
 Sebelum lebih jauh membahas mengenai kesehatan lingkungan marilah kita bahas lebih dulu pengertian dari kesehatan lingkungan. Menurut Walter R. Lym kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sedangkan menurut WHO kesehatan lingkungan adalah ilmu dan keterampilan yang memusatkan perhatiannya pada usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan menimbulkan atau akan menimbulkan hal-hal yang merugikan perkembangan fisiknya, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya. Jadi Ilmu Kesehatan Lingkungan berkisar pada usaha manusia mengelola lingkungan sedemikian rupa, sehingga derajat kesehatan manusia dapat lebih ditingkatkan. 
            Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Untuk hal ini Hendrik L. Blum menggambarkan adanya empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu: keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayan kesehatan. Keempat faktor tersebut disamping berpengaruh langsung kepada kesehatan, juga saling berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal) maka status kesehatan akan tergeser ke arah dibawah optimal.
             Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya.
 Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kesehatan lingkungan adalah Ilmu yang merupakan cabang dari ilmu kesehatan masyarakat yang lebih menitikberatkan perhatiarnnya pada perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan penilaian dari semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan ada hubungan atau berhubungan dengan perkembangan fisik, kesehatan ataupun kelangsungan hidup manusia, sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat lebih ditingkatkan.
            Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya. Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan ini dari masa ke masa dan dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain bervariasi dan bertingkat-tingkat, dari yang paling sederhana (primitif) sampai kepada yang paling mutakhir (modern). Dengan perkataan lain bahwa teknologi di bidang kesehatan lingkungan sangat bervariasi, dari teknologi primitif, teknologi menengah (teknologi tepat guna) sampai dengan teknologi mutakhir.
            Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya.  Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan ini dari masa ke masa dan dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain bervariasi dan bertingkat-tingkat, dari yang paling sederhana (primitif) sampai kepada yang paling mutakhir (modern). Dengan perkataan lain bahwa teknologi di bidang kesehatan lingkungan sangat bervariasi, dari teknologi primitif, teknologi menengah (teknologi tepat guna) sampai dengan teknologi mutakhir.






1.2Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian sanitasi dan kesehatan lingkungan?
2.      Apakah masalah-masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi masyarakat?
3.      Bagaimanakah solusi untuk menangani masalah-masalah kesehatan lingkungan yang dialami masyarakat?
1.3Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1.       Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hygiene and Sanitasi.
2.       Untuk menambah pengetahuan tentang sanitasi dan kesehatan lingkungan, mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah kesehatan masyarakat.

1.4Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari makalah ini adalah:
1.       Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang sanitasi dan kesehatan lingkungan.
2.       Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah lingkungan, dan prosedur apa saja yang digunakan.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN SANITASI
WHO dalam Sasimartoyo “2OO2”, yaitu pengawasan penyediaan air minum masyarakat, pembuangan tinja dan air limbah,pembuangan sampah, vector penyakit, kondisi perumahan,penyediaan dan penanganan makanan, kondisi atmosfer dan keselamatan lingkungan
            Untuk  mencegah timbulnya penyakit dan keracunan serta mengganggu kesehatan lain sebagai akibat adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup

Sanitasi lingkungan
            Upaya pengendalian terhadap faktor-faktorlingkungan fisik manusia yang dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan atau upaya kesehatan untuk memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya,seperti :
a.menyediakan air bersih untuk mencuci tangan
b.menyediakan tempat sampah untuk membuang sampah
c.membangun jamban untuk tempat membuang kotoran
d.menyediakan air yang memenuhi syarat kesehatan













B.     PERMASALAHAN SANITASI
1.      Air Limbah
Belum tersedianya sarana pengelolaan air limbah yang memadai.
        sarana yang sudah terbangun belum dimanfaatkan secara maksimal.
        belum tersedianya renstra pembangunan sistem pengelolaan air limbah di sebagian besar kab/kota.
        belum tersedianya SDM yang cukup untuk mengelola sistem pengelolaan air limbah di kab/kota.
2.      Persampahan
Semakin tingginya timbunan sampah seiring peningkatan jumlah penduduk.
        sarana pengelolaan sampah yang telah ada kurang dipelihara dengan baik dan prosedur.
        belum tersedianya dokumen rencana dan strategi pengelolaan sampah termasuk kelembagaan dan pengaturan
3.      Drainase
      Belum adanya dokumen rencana dan strategi pembangunan system drainase kota/permukiman.
        Kurangnya koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait sistem drainase kota/permukiman.
        Pembangunan sistem drainase kota belum menjadi prioritas daerah.









C.     RUANG LINGKUP PARIWISATA

1.      Objek dan Daya Tarik Wisata, (berkesan, menarik dan memiliki kenangan indah.
2.      Sarana Wisata, (hotel, restoran yang aman, nyaman dan sehat)
3.      Sarana Penunjang (pasar, cendera mata, rumah ibadah yang selalu bersih, tertib, aman dan berkualitas)
4.      Prasarana Dasar
ü  Tersedia sarana air bersih.
ü  Tersedia WC yang bersih dan mencukupi untuk pengunjung.Minimal setiap 20 orang tersedia satu wc.
ü  Tempat Pembuangan Sampah Sementara, setiap jarak 100 m harus tersedia TPS yang bersih dan tertutup
ü  Sarana dan Prasarana Transport, harus aman, nyaman, bersih dan sehat.
ü  Sarana Pelayanan Kesehatan (memadai, tersedia pelayanan setiap Waktu, dan petugas yang profesional dan ramah)
ü  Jaringan Informasi Pariwisata dan Kesehatan Lengkap.
ü  perangkat pengamanan wisatawan

D.    KEBIJAKAN SANITASI

A.    Rencana strategik bidang pengelolaan air limbah
Dalam rangka penyehatan lingkungan permukiman yang berkelanjutan, dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia sehingga masyarakat dapat menjadi lebih produktif perlu dilakukan pengembangan sistem pengelolaan air limban permukiman yang ramah lingkungan. Dalam upaya mewujudkan situasi dan kondisi permukiman sehat yang diinginkan dan memenuhi target Millenium Development Goals (MDGs) yang disepakati dalam KTT Millenium PBB bulan September 2000, diperlukan rencana, program, dan pelaksanaan kegiatan yang terpadu, efisien, dan efektif diperlukan Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman.

Peraturan Terkait
1.      Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
2.      Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap  Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Berdiri Sendiri
3.      Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
4.      Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
5.      Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembangian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
6.      Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

B.     Rencana strategik dibidang pengelolaan persampahan
      Rencana Strategis (Renstra) SKPD merupakan dokumen perencanaan jangka menengah SKPD yang tidak terpisahkan dengan dokumen Rencana Pembangunan  Jangka  Menengah  (RPJMD)  Kota  Padang.  Renstra  SKPD disusun guna memberikan masukan bagi penyempurnaan penyusunan dokumen RPJMD. Rancangan akhir Renstra SKPD disusun dengan mengacu kepada RPJMD yang sudah ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahapan dan proses penyusunan Renstra Dinas Kebersihan dan Pertamanan mengacu pada Lampiran IV Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan Renstra SKPD. Kegiatan-kegiatan tersebut dikelompokkan sebagai berikut:
1.      Pengolahan data dan informasi
2.      Analisis gambaran pelayanan SKPD
3.      Review Renstra Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renstra SKPD
Untuk penyusunan rancangan Renstra SKPD provinsi.
4.   Penelaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

C.     Kebijakan-kebijakan santitasi pariwisata dan tempat-tempat umum
1.      UU no.10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
2.      KM 94/UM.001MPPT-94 tanggal 22 Nevember 1994 tentang pedoman teknis penyusunan upaya pengelolaan lingkungan bidang pariwisata Wajib AMDAL.
3.      KM 94/UM.001MPPT-94 tanggal 22 Nevember 1994 tentang UPAYA pengelolaan lingkunan (UKL) dan upaya pemantauwan lingkungan (UPL)
4.      MOMERANDUM DPR RI NO.1076/Pch.M.H/1972 tentang persyaratan status dan bentuk penyelenggaraan proyek (TMII)
5.      SK GUBERNUR No.369/1972 9TMII)
6.      Peraturan Gubernur no.16 tahun 2005 tentang peruntukan air sungai dan buku mutu
7.      Permen Kes RI NO.236 MENKES/PER/IV/1997 tentang persyaratan kesehatam makanan jajanan telah diatur dalam beberapa bab mulai dari ketentuan umum, penjamah makanan, peralatan, air bersih, bahan makanan, bahan tambahan dan penyajian, sarana penjaja, sentra pedagan gsampai dengan pembinaan dan penga#asannya.

E. PEMBAHASAN PERMASALAHAN

Permasalahan sanitasi yang sering menjadi permasalahan dalam pariwisata adalah :
A.    Sanitasi Sampah
Kebersihan lingkungan yang kurang memadai karena sampah yang berserakan.
B.     Sanitasi Air Bersih
Kurangnya ketersediaan air bersih pada tempat wisata sehingga wisatawan tidak betah untuk berlama-lama di tempat wisata tsb.
C.     Sanitasi Makanan
Kualitas makanan dan keamanan pangan makanan jajanan yang tersedia di tempat Wisata

ANALISA PERMASALAHANAN 1

                    Alasan kenapa orang pergi berwisata dari sudut kesehatan adalah untuk menghilangkan stress,supaya pikiran tenang, kesehatan dan lain sebagainya, yang terpenting adalah mereka dan keluarga bisa bersenang-senang.
        Oleh karena itu seharusnya bisa memahami keadaan yang diinginkan oleh para Wisatawan agar mereka merasakan kenyamanan selama berada di daerah Wisata tersebut





ANALISA PERMASALAHAN 2

        Hal Yang Perlu Dalam Pengembangan Kawasan Wisata Adalah :
a)      ketersedian Sumber Air yang Bersih sehingga dapat membuat Wisatawan betah berada selama dilokasi wisata
b)      Ketersediaan tempat pembuangan sampah sementara yang dapat menjaga kebersihan, keindahan dan estetika dari tempat wisata itu sendiri.
c)      Ketersediaan fasilitas umum seperti MKC dan tempat ibadah yang selalu bersih dan nyaman.
d)     Ketersediaan bahan makanan (makanan jajanan) yang bersih dan sehat sesuai dengan kebutuhan para wisatawan.
e)      Kebersihan dari para penjamah makanan yang tersedia di lokasi wisata

ANALISA PERMASALAHAN 3

Selain itu juga diperlukannnya partisipasi dari wisatawan  itu sendiri dalam menjaga dan melestarikan lingkungan seperti yang ditetapkan dalam UU NO 10 Tahun 2009 pasal 25 tentang kepariwisataan yang berisi Setiap Wisatawan berkewajiban:
a)      menjaga dan menghormati norma agama, adatistiadat, budaya, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat setempat
b)      memelihara dan melestarikan lingkungan
c)      turut serta menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan dan
d)     turut serta mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum.






BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

ü  Perlunya partisipasi masyarakat langsung dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan pariwisata .
ü  Peraturan dan ketetapan pemerintah daerah setempat dalam mengatur ketertiban dan kebersihan daerah wisata.
ü  Pembangungan pariwisata yang berkelanjutan demi terwujudnya tujuan dari pendirian tempat wisata tersebut.


SARAN

ü  Perlunya peningkatan pegetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan terutama daerah Wisata.

ü  Pentingnya peningkatan pengetahuan para penjamah makanan dalam menjaga higiene dan sanitasi saat pengolahan makanan di daerah Wisata.

ü  Pentingnya peran serta pemerintah daerah dalam hal penga#asan dan peningkatan mutu kesehatan dan kebersihan lingkungan pariwisata.




DAFTAR PUSTAKA